A. Pengertian
Mad dan Qashar
Mad menurut
bahasa Ziyadah artinya tambahan. Sedangkan menurut istilah adalah
memanjangkan suara ketika mengucapkan huruf mad.[1]
Menurut
Muhammad Mahmud dalam kitab Hidayatul Mustafid dinyatakan bahwa mad
dalam bahasa المط Al
mattu (memanjangkan) atau الزيادة Azziyadah (tambahan). Sedangkan menurut istilah lain adalah:
اطا لة الصو ت بحر ف من حر وف المد.
“Memanjangkan
suara bacaan suatu huruf dari huruf mad”.[2]
Menurut imam
Asy-Syatibi, mad adalah memanjangkan bunyi huruf atau huruf layyin ketika ia
bertemu Hamzah atau huruf mati. Lebih lanjut Asy-Syatibi mendifinisikan mad
dengan menisbatkankan mad dalam suatu kata.
Sedangkan pengertian Qashar menurut arti bahasa “tertahan”. Menurut
arti istilah adalah memendekkan bunyi huruf mad atau layyin yang sebenarnya
dibaca panjang atau membuang huruf mad dari suatu kata.
B. Huruf-huruf Mad
Sebelumnya
perlu diketahui bahwa huruf mad hanya ada tiga, yakni ا (alif), ي
(ya’) dan و
(wawu). Jika kita kesulitan dalam menghafal huruf mad
ini, maka disingkat saja menjadi ‘اَ يُوْ’
(ayuw).
1) Huruf Alif yang didahului harakat fathah,
baik ada rasmnya (tulisan/tertulis) maupun tidak ada rasmnya.
2) Huruf Ya Mati yang didahului harakat
Kasrah, baik ada rasmnya maupun tidak ada rasmnya.
3) Huruf Wawu Mati ysng didahului harakat
Dhammah, baik ada rasmnya maupun tidak ada rasmnya.
Itulah tiga
huruf yang menyebabkan bacaan menjadi panjang, yang harus dipahami betul oleh
para pembaca Al-Qur’an.[3]
C. Macam – Macam Bacaan Mad
Membaca
al-Qur’an dengan mengatur panjang pendek
suara yang kita lantunkan, supaya orang yang mendengar bacaan al-Qur’an di
sekitar kita hatinya terasa nyaman dan tentram. Juga untuk menjaga arti dari
lafadz al-Qur’an tersebut tidak berubah. Inipun tentunya juga membutuhkan
proses bagi kita semua yang sedang belajar al-Qur’an.
Untuk itulah
kita juga harus tahu tentang bacaan mad ini yang ternyata juga mempunyai banyak
macamnya. Secara umum mad terbagi menjadi dua, Yaitu mad thabi’i/mad Asli
dan mad far’i. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut.[4]
1. Mad Thabi’i (مَدّ طَبِيْعِيٌّ) . ialah apabila ada huruf Mad yang sesudahnya tidak berupa Hamzah atau huruf mati atau huruf bertasydid.[5] ini juga bisa disebut dengan mad asli. Artinya, panjang dari bacaan tersebut hanya dikarenakan adanya huruf mad tersebut. Untuk panjangnya adalah dua harakat. Contoh: Untuk huruf wawu (و ) contohnya adalah: غَيۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ .Untuk huruf alif (ا ) contohnya adalah: مَا فِي السَّمَاوَاتِ . Untuk huruf ya’ (ي ) contohnya adalah : سَبِيْلِ اللّه
Bacaan Mad Thabi’I
dibagi tiga bagian, yaitu:
a) Mad Thabi’I Harfi, yaitu mad thabi’I yang
berupa huruf pada pembuka surah/awal surah. Hurufnya ada 5 huruf, yakni “Hayyu
Thohuro حي طهر”. Jika ada
huruf-huruf tersebut pada pembuka surah, harus dibaca panjang 2 harakat.
Misalnya: Thoo Haa-awal surah thoo ha, dan lain-lain.
b) Mad Thabi’I Hukmi, yaitu mad thabi’I yang
berupa Ha Kinayah/Dhamir/pengganti, yang terkandung pada kata-kata “Bihii
‘Ilmun, Lahuu Maa, به علم - له ما
…” huruf Ha tersebut dibaca panjang 2 harakat ketika menyambung bacaan dan
ketika berhenti dibaca pendek.
c) Mad Thabi’I Haqiqi, yaitu Mad Thabi’I yang
huruf Madnya tertulis dengan huruf Mad yang asli, yakni “Alif yang didahului
harakat fathah, Ya Mati yang didahului harakat Kasrah, Wawu Mati yang didahului
harakat Dhammah” sesudahnya berupa huruf hidup selain Hamzah. Maka, harus
dibaca panjang 2 harakat ketika washal (menyambung bacaan) dan ketika waqaf
(berhenti) dibaca 2/4/6 harakat.[6]
2. Mad Far'ie (مد فرعي) Mad far’I adalah kebalikan dari mad asli/mad thabi’I yaitu mad yang dipengaruhi oleh huruf hamzah atau huruf sukun. Ukuran panjang mad far’I adalah dua (2), empat (4), lima (5) dan enam (6) harakat.[7]
1. Mad Wajib Muttashil (مَدّ وَاجِبْ مُتَّصِل
). Mad ini adalah ketika huruf mad bertemu
dengan huruf hamzah, dan terletak dalam satu kalimat. Cara membaca mad ini
adalah dibaca panjang dengan panjang lima harakat. Contoh: حُنَفَآءَ, سُوْءٌ , جِيْءَ
2. Mad Jaiz Munfasil (مد جائز منفصل)
Mad Jaiz Munfasil ialah apabila ada Huruf
Mad yang sesudahnya berupa Hamzah dan terletak dilain kata.
Cara membaca kepanjangannya adalah 4 atau 5 harakat ketika bersambung
(wasal), 2 harakat ketika waqaf (berhenti). Contoh:
!$¯RÎ)- çm»oYø9tRr& Îû Ï's#øs9 Íôs)ø9$#- Iw ãNÅ¡ø%é& #x»pkÍ5 Ï$s#t7ø9$#
3. Mad ‘Aridh Lis-sukuun (مَدّ عَارِضْ للسُّكُوْنِ).
Mad aridh lissukun adalah bacaan panjang
karena terdapat pertemuan antara huruf mad dengan huruf yang dimatikan (sukun)
setelah diwaqafkan. Adapun panjang mad ini adalah dua sampai enam harkat.
Contoh: ٱلۡخَٰسِرُونَ , ٱلظَّٰلِمِينَ,
ٱلۡخَنَّاسِ
4. Mad ‘Iwadh (مَدّ عِوَاضْ).
Mad yang terjadi karena berhenti pada huruf
yang akhirannya terdapat harakat fathah tanwin. Panjang mad ini adalah dua
harakat. Contoh: نَهَارٗا, أَبَدٗاۖ ,
رَحِيْماً
5. Mad Badal (مَدّ بَدَلْ). Bacaan mad yang terjadi karena adanya
huruf hamzah yang bertemu dengan huruf mad. Panjang mad ini adalah dua harakat.
Contoh: أُوْتِيَ , إِيْمَانٌ
6. Mad Layyin ( مَدْ لَين )
Ketika ada huruf wau sukun ( و ) atau ya’ sukun ( ي ) sedangkan huruf sebelumnya yaitu berharakat fathah, maka cara
kita membacanya sekedar lunakdanlemas.
Contoh : رَيْبٌ - خَوْفٌ
Contoh : رَيْبٌ - خَوْفٌ
7. Mad Lazim Mukhoffaf Kilmi (مَدّ لَازِمٌ مُخَفَّفْ كِلْمِيٌّ). Adanya huruf yang berharakat sukun yang sebelumnya terdapat huruf alif.
Mad ini panjangnya adalah enam harakat. Bacaan mad ini hanya ada satu dalam
al-Qur’an yang yang terdapat pada dua ayat. Yakni pada QS. Yunus (10): 51 dan
91. Seperti berikut ini: ءَآلۡـَٰٔنَ
وَقَدۡ كُنتُم , ءَآلۡـَٰٔنَ وَقَدۡ عَصَيۡتَ
8. Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi (مَدّ لَازِمٌ مُثَقَلْ كِلْمِيٌّ). Adanya huruf yang bertasydid, yang mana huruf tersebut jatuh setelah
huruf mad. Mad ini dibaca panjang enam harakat. Contoh: ٱلضَّآلِّينَ , تَحَٰٓضُّونَ , ٱلصَّآخَّةُ
9. Mad Lazim Harfi Mukhaffaf (مَدّ لَازِمٌ حَرْفِي مُخَفَّفْ). Bacaan mad yang terletak pada huruf-huruf yang ada di awal surat, serta
tidak di idghamkan (tidak memakai tasydid). Panjang mad ini adalah dua sampai
enam harakat. Contoh: يس, طه, ق
10. Mad Lazim Harfi Musyabba’ (مَدّ لَازِمٌ حَرْفِي مُشَبَّعٌ). untuk bacaan mad ini mirip dengan mad lazim harfi mukhaffaf. Adapun
yang membedakannya adalah bacaan mad yang terletak di awal surat tersebut tidak
di idghamkan. Untuk panjang bacaan mad ini adalah enam harakat. Contoh:. آلمّ , طسمّ
(huruf lam
dan huruf miim dibaca panjang )
11. Mad Silah Qasirah (مد صلة قصرة) ialah pemanjangan bunyi pada huruf ha
dhomir (ه
: bunyi hii - هِ atau huu - هُ
sebagai kata ganti nama orang ketiga tunggal) dengan syarat tidak diikuti huruf
hamzah sesudahnya. Bunyi tersebut akan dipanjangkan ketika diapit oleh
huruf-huruf yang hidup. Contoh:
¼çmè?r&tøB$#ur s's!$£Jym É=sÜysø9$# -4 w ¼çnäè{ù's? ×puZÅ wur ×PöqtR
12. Mad Shilah Thawiilah ( مَدّ صِلَةٌ طَوِيْلَةٌ). Mad ini adalah mirip dengan mad shilah
qashirah. Adapun yang membedakannya adalah setelah huruf ha’ dhamir (ىهُ/ىهِ) tersebut terdapat huruf alif atau hamzah,
tetapi dalam kalimat yang terpisah. Panjang mad ini adalah lima harakat. Contoh: بِهِۦٓ أَن يُوصَلَ , وَلَهُۥٓ أُخۡتٞ
13. Mad Tamkin (مَدّ تَمكِينْ).
Adanya huruf ya’ yang berharakat sukun (يْ)
yang jatuh setelah huruf ya’ yang
bertasydid dan berharakat kasrah ( يِّ). Panjang mad ini adalah dua harakat.
Contoh: حُيِّييْتُمْ ,
اَلنَّبِيّيْنَ
14. Mad Farq (مَدّ فَرْق). mad asli yang jatuh sebelum huruf yang
bertasydid. Panjang mad ini adalah tiga alif atau enam harakat. Contoh: قُلْ آللَّهُ أَذِنَ لَكُمْ , قُلۡ ءَآلذَّكَرَيْنِ
Demikianlah
berbagai macam dan contoh bacaan mad yang terdapat dalam al-Qur’an. Memang
tidak mudah memahimnya, soalnya banyak yang pengertiannya hampir-hampir mirip.
Tapi dengan tambahan ini, semoga bisa menambah wawasan kita di bidang tajwid
khususnya yang berkaitan dengan bacaan mad ini.
Serta jangan
lupa untuk ngaji, baik di rumah, masjid, sekolahan, atau di tempat-tempat yang
pantas.. Syukur bisa saling menyimak
satu sama lain alias ngaji bareng sehingga teman kita yang lebih tahu bisa
memberitahu bacaan kita yang sering kita baca namun kurang pas dalam mengatur
panjang pendeknya suatu bacaan mad.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rauf Al-Hafizh, Abdul Aziz. Panduan
Ilmu Tajwid Aplikatif Jakarta:Markaz Al-Qur’an, 2017
Fathoni, Ahmad. Petunjuk Praktis Tartil
Al-Qur’an Metode Maisura, Jakarta: Munash Press Jakarta, 2017
Surasman, Otong. BBM Metode As-Surasmaniyyah, Jakarta:Gema Insan, 2013
Rasul, Moh Syarifuddin. Dasar-dasar Ilmu
Tajwid, Tasik Malaya: Ibnazka Pres, 1996
[2]Moh Syarifuddin Rasul, Dasar-dasar Ilmu Tajwid, (Tasik Malaya:
Ibnazka Pres, 1996)
[3]Otong Surasman, BBM Metode As-Surasmaniyyah, (Jakarta:Gema Insan,
2013), hal.104
[4] Abdul Aziz Abdul Rauf Al-Hafizh, Panduan Ilmu Tajwid Aplikatif
(Jakarta:Markaz Al-Qur’an, 2017)
[5] Ahmad Fathoni, Petunjuk Praktis Tartil Al-Qur’an Metode Maisura,
(Jakarta: Munash Press Jakarta, 2017)
1 Comments
Mad lazim harfi musyabba' sumbernya didapat dari buku mana min?
ReplyDelete